Langkahlangkah Pembelajaran Sains IPA di SD 90 d. Mampu memanfaatkan sains dan merancangmembuat produk teknologi sederhana dengan menerapkan prinsip sains dan mampu mengelola lingkungan di sekitar rumah dan sekolah serta memiliki saranusul untuk mengatasi dampak negatif teknologi di sekitar rumah dan sekolah. 3.
ipasebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan 2 tentang kejadian 2 atau peristiwa 2 alam. jadi dalam prosesnya kita bisa berpikir dalam memecahkan sesuatu masalah yang ada di lingkungan. Penjelasan: maaf kalo salah Ada pertanyaan lain?
Pernapasandada adalah pernapasan yang terjadi akibat kontraksi otot otot antar tulang rusuk yaitu otot sela iga. Sedangkan pernapasan perut adalah pernapasan sebagai akibat aktivitas otot diafragma. Merancang Pembelajaran Materi Kelas 5. Susunan alat pencernaan. Siswa bekerja dalam kelompok.
Jelaskantentang hakikat ipa pada unsur proses - 18692000 randiafri4834 randiafri4834 28.10.2018 ⢠Menuskan langkah-langkah percobaan dan waktu yang dibutuhkan. Maksudnya adalah dalam proses IPA, cara, sikap, dan cara berfikir.
1 Dengan meninjau pada proses-proses IPA, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk melakukan penemuan bidang IPA dan kemudian proses-proses ini diadopsi pada langkah-langkah kegiatan dalam strategi PBM IPA, maka akan dapat ditelaah jalur-jalur mana saja yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan IPA.
ProsesIPA adalah metode ilmiah yang langkah-langkahnya meliputi : merumuskan masalah, menyusun hipotesis , menguji hipotesis melalui eksperimen, dan menarik kesimpulan. Nilai dan sikap ilmiah meliputi jujur, tekun, teliti, objektif, terbuka, toleran, skeptis, optimis, pemberani, kreatif.
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. " Hakikat dan karakteristik pembelajaran IPA SD"Hakikat IPA itu terdiri dari 4 unsur utama yaituSikap Yaitu memunculkan rasa ingin tau kepada peserta didik sebelum, bahkan saat pembelajaran. Rasa ingin tau tentang segala hal yang ada di alam semesta ini, akan membuat peserta didik menemukan sebab akibat. Sesuai dengan kurikulum 2013, dimana peserta didik diminta menemukan jawabannya sendiri dan membuat konsep pemahaman baru di dalam dirinya. Sehingga dengan demikian peserta didik akan lebih terbuka pemikirannya, wawasannya lebih luas, lebih kreatif, dan kecambah yang saya bawa batangnya panjang namun pucat, sedangkan yang dibawa teman sebangku ku, berbatang pendek namun segar?"ProsesYaitu mengajak peserta didik untuk memecahkan permasalahan IPA dengan prosedur yang runtut. Tahap demi tahap dilakukan oleh peserta didik. Saat menyusun hipotesis, peserta didik diminta berpendapat sesuai dengan pendapat mereka masing-masing. Seperti Untuk penyebab kecambah batang panjang pucat dan berbatang pendek segar, jawabannya mungkin tergantung jenis dari biji kacang hijaunya. Lalu untuk perancangan eksperimen atau percobaan. Seperti peserta didik diminta untuk menanam biji kecambah, yang keduanya diletakkan dalam sebuah gelas, gelas 1 diletakkan di bawah sinar matahari, sedangkan gelas 2 diletakkan di tempat gelap, sama sekali tidak terkena cahaya. Kemudian saat melakukan evaluasi, seperti peserta didik diminta mencatat perbedaan pertumbuhan gelas 1 dan gelas 2 setelah 3 hari. Pengukuran dan penarikan kesimpulan, setelah hari ke 7. Seperti keduanya si sejajarkan, diukur berapa cm panjang batangnya, dan seperti apa bentuk tumbuhannya, apakah pucat ataukah segar. ProdukYaitu dapat menghasilkan fakta, prinsip, teori hukum. Sehingga IPA tidak hanya berdasarkan hipotesis semata, tanpa di buktikan dengan fakta dan dengan pemahaman teori bahwa kecambah yang berbatang panjang pucat dengan kecambah berbatang pendek segar, bukan dari jenisnya biji kacang hijau. Tetapi, karena cara budidaya nya lah yang berbeda. AplikasiYaitu dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dapat memahami lalu mengaplikasikan atau menerapkan metode ilmiah tumbuhan tetap membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Bukan tidak mungkin tanpa cahaya tumbuhan hidup. Akan tetapi, apabila dengan di letakkannya tanaman kecambah di bawah sinar matahari, maka tumbuhan akan nampak lebih segar karena hormon auksin akan terurai dan tumbuhan cukup klorofilnya. Namun, jika tumbuhan berada di tempat yang gelap, hormon auksin akan rusak karena tidak terurai, sehingga hanya memicu percepatan tumbuh batang. Sehingga batang akan lebih panjang, tapi kurang klorofil, jadi kecambah nampak pucat. Dengan demikian maka jika memiliki tumbuhan di rumah, peserta didik harus tetap meletakkan di tempat yang cukup cahaya IPAIPA mempunyai nilai ilmiah yaitu IPA dapat dibuktikan kebenarannya menggunakan metode ilmiah sesuai prosedur berdasarkan peneliti bumi itu bulat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christopher Columbus menjelajah dunia dengan pelayaran, kita juga dapat melakukan penelitian dengan cara melihat matahari tenggelam di laut, seolah-olah matahari masuk ke dalam laut. Selain itu, saat kita melihat para nelayan yang berlaut dari tengah, menuju ke daratan, seolah-olah kita seperti melihat para nelayan muncul dari dalam merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Contohnya pada sistem pencernaan. Manusia makan menggunakan mulut, lalu ditelan melewati kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan terakhir anus. Dan pada setiap masuk ke dalam salah satu organ, makanan di merupakan pengetahuan teoritis yaitu terdiri dari seperangkat konsep atau dengan kata lain terdapat banyak konsep serangkaian konsep yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Contohnya konsep sistem pencernaan manusia dengan konsep sistem metabolisme tubuh merupakan suatu rangkaian konsep yaitu sebuah gagasan umum atau pemahaman tentang sesuatu hal, tidak harus saling berkaitan dengan yang lain. Dan hanya 1 konsep saja, dengan kata lain konsep tersebut berdiri sendiri. Contohnya konsep sistem pencernaan pada manusia, konsep pernafasan manusia, konsep metabolisme tubuh, konsep sistem peredaran darah, dan meliputi empat IPA tidak hanya berdasarkan hipotesis semata, tanpa di buktikan dengan fakta dan dengan pemahaman teori saja. Jadi, produk IPA dapat berupa fakta, prinsip, teori, serta merupakan Tahap demi tahap yang dilakukan sesuai dengan prosedur pemecahan masalah dengan metode merupakan segala hal yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dengan menerapkan metode ilmiah merupakan rasa ingin tau tentang segala hal yang ada di alam semesta ini, sehingga membuat peserta didik menemukan sebab akibat. Dan akhirnya peserta didik menemukan jawabannya sendiri serta membuat konsep pemahaman baru di dalam dirinya. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
A. Pengertian IPA Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains iniberasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti âsaya tahuâ. Dalam bahasa Inggris,kata sains berasal dari kata science yang berartiâpengetahuanâ. IPA bisa disebut juga dengan natural science. IPA mempunyai beberapa pengertian , yaitu Dalam kamus Fowler 1951, natural science didefinisikan sebagai âsystematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and inductionâ yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi . Websterâs New Lollegiate Dictionary 1981 menyatakan natural science knowledge concerned with the physical world and its phenomena, yang artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan dalam Purnelâs Concise Dictionary of Science 1983 tercantum definisi tentang IPA sebagai berikut âScience the broad field of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and hypothesesâ. Artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai a âpiece of theoretical knowledgeâ atau sejenis pengetahuan teoritis. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. B. Pembagian Hakikat IPA Didalam pembagian hakikat IPA dibagi menjadi tiga, diantaranya 1. IPA Sebagai Produk IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric berdasarkan fakta, sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik. Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah ⢠Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau bisa disebut sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Misal Air membeku dalam suhu 0â°C. Iskandar 1997 3 menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Susanto 1991 3 mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian. ⢠Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya. ⢠Prinsip IPA adalah generalisasi kesimpulan tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat analitik dan dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative belum pasti . Misal udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan. ⢠Hukum alam adalah prinsip â prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentative, tetapi karena mengalami pengujian â pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Misal Hukum kekekalan energi. ⢠Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk. 2. IPA Sebagai Proses IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan. Melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah. Iskandar 19975 mengartikan keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Moejiono dan Dimyati, 199216 Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan Proses Dasar Basic Skills, dan Keterampilan Proses Terintegrasi Integrated Skills. Didalam penyelidikan suatu ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya 1 Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra. 2 prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh. 3 Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan. 4 Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperiman. Tahap- tahap penelitian ⢠Menetapkan masalah penelitian. ⢠Menetapkan hipotesis penelitian. ⢠Menetapkan alat dan bahan yang digunakan. ⢠Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan. 5 Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti. Variabel terdiri atas tiga yaitu ⢠Varibel bebas/ peubah yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan. ⢠Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi. ⢠Variabel control yaitu variabel yangdibuat tetap. 6 Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan. 7 Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan. 3. IPA Sebagai Sikap Ilmiah Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah. Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu a. Sikap ingin tahu b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru c. Sikap kerja sama d. Sikap tidak putus asa e. Sikap tidak berprasangka f. Sikap mawas diri g. Sikap bertanggung jawab h. Sikap berpikir bebas i. Sikap kedisiplinan diri Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi a. Jujur b. Teliti c. Cermat Dan pengertian dari para ahli lain, seperti a. Carin dan Sund 1989 b. Connor 1990 c. Mechling dan Oliver 1983 d. Holt 1991 KESIMPULAN Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. Hakikat sebagai produk dan proses tidak bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai hubungan terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan pengamatan ilmiah. Dapat disimpulan dengan kita dari pendapat para ahli diatas, sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. Sumber
Halo adik-adik, pada materi kali ini kakak akan menjelaskan tiga 3 proses penyelidikan IPA. Bisakah kalian sebutkan apa saja ketiga proses metode ilmiah itu? Tenang aja, kakak akan menguraikannya secara lengkap untuk kalian. Jadi, sebagaimana yang sering dijelaskan, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan pengetahuan tentang alam dan isinya. Pengetahuan-pengetahuan itu diperoleh dengan cara melakukan proses penyelidikan yang menerapkan kaidah-kaidah ilmiah. Sebagai cara penyelidikan, IPA memberikan gambaran tentang pendekatan-pendekatan dalam menyusun pengetahuan. Hasil temuannya berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori maupun model ke dalam kumpulan pengetahuan sesuai dengan bidang kajiannya, misalnya fisika, biologi, kimia, dan sebagainya. Berikut ini 3 proses atau langkah-langkah penyelidikan IPA.... Tiga 3 Proses Penyelidikan IPA Penyelidikan ilmiah IPA melibatkan tiga proses keterampilan atau tahap metode ilmiah yang harus dikuasai, yaitu pengamatan, membuat inferensi, dan mengomunikasikan. Berikut ini kakak jelaskan secara rinci 1. Pengamatan Tahapan pertama dalam proses penyelidikan IPA adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan melibatkan pancaindra atau bantuan alat ukur untuk mengumpulkan data dan informasi. Pengamatan dengan Indra Pengamatan yang hanya menggunakan alat indra saja, disebut pengamatan kualitatif. Melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa merupakan bentuk-bentuk pengamatan dengan indra. Contohnya, ketika kita melihat bunga, maka kita dapat mengetahui warna bunga dengan penglihatan kita, mencium bau harum bunga dengan hidung kita, dan lain sebagainya. Pengamatan dengan Alat Ukur Pengamatan yang menggunakan alat ukur dengan satuan baku disebut pengamatan kuantitatif. Alat ukur itu bisa berupan mistar, rol meter, neraca, dan lain sebagainya. Contoh, ketika kita mengukur panjang buku dengan penggaris, menimbang benda dengan neraca, dan lain-lain. 2. Membuat Inferensi Tahap kedua dalam proses penyelidikan IPA adalah membuat inferensi. Inferensi adalah kegiatan merumuskan penjelasan berdasarkan hasil pengamatan. Penjelasan ini digunakan untuk menemukan pola-pola atau hubungan-hubungan antaraspek yang diamati, serta membuat prediksi. Inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Sebagai contoh, ketika melihat suatu petak rumput mati, maka suatu inferensi yang bisa diajukan adalah bahwa kekeringan yang menyebabkan rumput itu mati. 3. Mengomunikasikan Tahap ketiga dalam proses penyelidikan IPA adalah mengomunikasikan hasil pengamatan. Ketika seseorang mengomunikasikan hasil kajian maupun penelitian IPA, ia harus menyampaikan dengan jelas, tepat, tanpa menimbulkan ambigu. Mengomunikasikan bisa dilakukan secara tertulis berupa pembuatan tulisan/karangan ilmiah, pemberian label, menggambar, melengkapi peta konsep, mengembangkan/melengkapi petunjuk kerja, atau membuat grafik. Sedangkan, melalui lisan misalnya dalam presentasi, diskusi, atau seminar ilmiah. Kesimpulan Jadi, tiga 3 proses penyelidikan IPA yang harus dikuasai adalah pengamatan, membuat inferensi, dan mengomunikasikan. Gimana adik-adik, udah paham kan materinya? Jangan bingung lagi yah jika mendapat pertanyaan "Sebutkan 3 proses penyelidikan IPA". Kalian jawab aja menggunakan penjelasan di atas. Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Menurut Carin dalam Amien, Mohammad 19874 mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Fisher juga mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi. IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran . IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Menurut kurikulum 1994 dalam Tri Priantoro 20115 dijelaskan pengertian IPA sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melaui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan menurut Maria Melani Ika 20111 hakekat IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmia berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan. Pendidikan IPA di SD Hakikat pendidikan IPA menurut Tri Priantoro 20111-4 dapat dikategorikan kedalam tiga dimensi yaitu a. Dimensi Produk Dimensi produk meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori di dalam IPA yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. Produk IPA tidak diperoleh berdasarkan fakta semata, melainkan berdasarkan data yang telah teruji melalui serangkaian eksperimen dan penyelidikan. Fakta adalah fenomena alam yang berhasil diobservasi tetapi masih memungkinkan adanya perbedaan persepsi di antara pengamat pelaku observer. Tiga kriteria bagi suatu produk IPA yang benar 1. Mampu menjelaskan fenomena yang telah diamati atau telah terjadi. 2. Mampu memprediksi peristiwa yang akan terjadi. 3. Mampu diuji dengan eksperimen sejenis. b. Dimensi Proses Dimensi proses yaitu metode memperoleh pengetahuan yang disebut dengan metode ilmiah. Metode ilmiah dalam proses IPA memiliki kerangka dasar prosedur yang dapat dijabarkan dalam enam langkah 2. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan. 3. Pengklasifikasian data. 4. Perumusan hipotesis. 5. Pengujian hipotesis. 6. Deduksi dan hipotesis. 7. Tes dan pengujian kebenaran hipotesis. c. Dimensi Sikap Dimensi sikap dalah keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketikan mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sikap adalah sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada siswa Sekolah Dasar, menurut Artoyo dalam Wynne Harlen 1991 36, yaitu sebagai berikut 1 Sikap ingin tahu, yaitu suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamatinya. 2Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru Sikap ini dapat terjadi jika siswa memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya terhadap sesuatu. Akan tetapi hal ini masih bersifat sementara karena adanya keterbatasan berpikir dan panca indera manusia. 3 Sikap kerjasama Sikap ini berguna untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan. Kerjasama ini dibutuhkan karena pengetahuan yang kita miliki mungkin masih terbatas dibandingkan dengan pengetahuan orang lain. 4 Sikap tidak putus asa Adanya kegagalan yang terus menerus tidak membuat para ilmuan putus asa untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi makhluk hidup. Sikap ini juga diharapkan ada pada diri siswa. 5 Sikap tidak purba sangka Dalam menetapkan suatu kebenaran haruslah objektif. Objektif membuat orang menjadi tidak purba sangka. Oleh karena itu anak Sekolah Dasar melakukan eksperimen dan observasi untuk mencari kebenaran itu. 6 Sikap mawas diri Para ilmuan itu mejunjung tinggi kebenaran. Kebenaran itu tidak hanya ditujukan di luar diri namun juga terhadap dirinya sendiri. Hal ini juga dikembangkan pada siswa Sekolah Dasar agar senantiasa jujur. 7 Sikap tanggung jawab Sikap tanggung jawab diajarkan kepada siswa dengan membuat pengamatan dan melaporkan hasil pengamatan maupun eksperimen. Obyek merupakan unsur yang mutlak diparlukan karena obyektifitas salah satu kebenaran ilmu. contoh katakan merah kalau bunga mawar itu merah. 9Sikap kedisiplinan diri Sikap disiplin diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengontrol ataupun mengatur dirinya untuk mencapai tujuan. Sikap ini dikembangkan di Sekolah Dasar dengan melakukannya pada kegiatan pengamatan maupun eksperimen secara serius. c. Prinsip Umum Pembelajaran IPA Menurut John S. Richardson dalam Maria Melani Ika 20116 ada 7 prinsip dalam belajar-mengajar IPA, yaitu a Prinsip keterlibatan siswa secara aktif Guru harus melibatkan siswa untuk memeperoleh ilmu yang mereka cari. Pelajaran yang disajikan harus membuat siswa aktif dan mereka berusaha untuk mencari tahu sendiri. b Prinsip belajar berkesinambungan Dalam proses belajar mengajar selalu diawali dari hal-hal yang dimiliki atau dipahami oleh siswa. Pengetahuan yang sudah dimiliki atau dipahami siswa itu dijadikan jembatan bagi siswa untuk dapat memperoleh pengetahuan baru. Hal ini juga dapat digunakan guru untuk menumbuhkan minat siswa dalam mengolah bahan pelajaran. c Prinsip motivasi Guru harus dapat berbuat sesuatu yang menumbuhkan dorongan belajar siswanya. Dorongan dapat bersumber dari kebutuhan yang hakiki dari diri manusia. d Prinsip multi saluran Guru harus menyadari bahwa daya pemahaman masing-masing siswa tidak sama, ada yang mudah paham dengan hanya diberi ceramah oleh guru, ada juga yang baru dapat memahami setelah ia ikut aktif mengolah materi pelajaran. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai saluran dalam mengajar siswanya, misalnya saja dengan ceramah, diskusi, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan/ observasi. e Prinsip penemuan Dalam memahami sesuatu konsep atau simbol-simbol guru tidak langsung member tahu kepada siswanya, tetapi guru member peluang agar siswa dapat memperoleh sendiri pengertian-pengertian itu melalui pengalamannya. f Prinsip totalitas Guru harus berusaha mengkondisikan kegiatan pengajaran yang menunjang tercapainya tujuan belajar, dengan melibatkan siswa secara total melalui pancaindra, emosi, fisik, maupun pikirannya. Dapat dilakukan dengan memvariasikan kegiatan pengajaran siswa dan juga menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman. Guru harus menyadari bahwa siswanya mempunyai pribadi yang unik atau setiap siswa memiliki pribadi yang berbeda-beda. Perbedaan individu siswanya itu terutama ditujukan pada adanya perbedaan kemampuan kecerdasan dan ketepatan belajar dan motivasi belajar. Apabila guru dapat memahami siswanya maka guru dapat menempatkan siswanya untuk mendapat kesempatan belajar yang sesuai dengan kapasitas dan minatnya. IPA yang efektif Dalam buku Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif Depdiknas, 20035-6, Tri Priantoro 201122 pembelajaran yang efektif secara umum diartikan sebagai Kegiatan Belajar Mengajar yang memberdayakan potensi siswa peserta didik serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik. Ciri-ciri pembelajaran yang efektif menurut Depdiknas, dalam Tri Priantoro 201122 a. Pertama, berpijak pada prinsip konstruktivisme. Pembelajaran beranjak dari paradigma guru yang memandang bahwa belajar bukanlah proses siswa menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru, melainkan sebagai proses siswa membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. b. Kedua, berpusat pada siswa. Siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai karakteristik siswa. c. Ketiga, belajar dengan mengalami. pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan atau dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah dan prinsip ilmu yang dipelajari.. d. Keempat, mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional. Siswa akan lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada siswa lain atau demikian, pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan pendapat, sikap, kemampuan, prestasi dan berlatih untuk bekerjasama. e. Kelima, mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Sementara, rasa fitrah ber-Tuhan merupakan embrio atau cikal bakal untuk bertaqwa kepada Tuhan. f. Keenam, belajar sepanjang hayat. Siswa memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk bisa bertahan survive dan berhasil sukses dalam menghadapi setiap masalah sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari. Demikian pula pembelajaran perlu membekali siswa dengan keterampilan belajar, yang meliputi pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal di luar kelas. g. Ketujuh, perpaduan kemandirian dan kerjasama. Siswa perlu berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritasnya. Pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat untuk memperoleh penghargaan, bekerjasama, dan solidaritas. Pembelajaran perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Dewi Setya Ningrum Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah PurworejoKeterampilan Proses Sains KPS merupakan keterampilan yang menjadi penggerak dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai dalam pembelajaran. Keterampilan proses sains terdiri dari 6, yaitu 1 Observasi atau mengamati, 2 mengelompokkan, 3 mengukur, 4 mengkomunikasikan, 5 membuat kesimpulan sementara, dan 6 melakuakan eksperimen. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum, dan teori sains. Dengan melibatkan keterampilan kognitif dan intelektual, siswa diharapkan mampu mempertajam penguasaan konsep yang dimiliki peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Bu Guru di SD N, Peserta didik mudah menyerap pembelajaran secara langsung dengan melakukan pengamatan langsung atau anak melakukan percobaan dengan pengawasan orang dewasa. Pengamatan tersebut termasuk suatu strategi guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Banyak kesulitan yang dialami guru dalam melakukan pembelajaran tersebut salah satunya yaitu waktu yang kurang. Cara guru mengatasi kesulitan tersebut yaitu dengan menambah waktu di luar jam pembelajaran, memberikan video yang berkaitan atau meminta orang tua untuk mendampingi anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan yaitu tugas mandiri terstruktur dan tugas tidak terstruktur. Di sekolah guru juga sudah menyediakan fasilitas-fasilitas untuk meningkatkan keterampilan proses sains diantaranya Buku pembelajaran, Laptop, Alat peraga dan Media pembelajaran. Cara Bu Guru di SD N untuk meningkatkan keterampilan proses sains di kelas yaitu dengan melakukan tanya jawab, diskusi, memberikan tugas terstruktur dan tidak terstruktur, dan diakhir pembelajaran peserta didik diharuskan menyimpulkan pembelajaran yang sudah dipelajari. Dengan begitu peserta didik memperoleh keterampilan berfikir kritis, rasa percaya diri, menumbuhkan kerja sama tim dan dapat bersosialisasi dengan baik. Menurut Semiawan 1992, terdapat beberapa faktor yang mendasari bahwa pendekatan keterampilan proses sains perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar, yaitu Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada kencenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100%, tetapi bersifat proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. Peserta didik akan mengalami proses belajarnya sendiri. Dalam pembelajaran sains, seorang guru sebaiknya mengetahui karakteristik siswa SD dan hakikat sains itu sendiri, baik sebagai produk, proses maupun sikap ilmiah. Mengacu pada arahan pembelajaran pada kurikulum 2013, yaitu sains diajarkan melalui metode discovery, maka pembelajaran sains diarahkan untuk melakukan serangkaian proses ilmiah untuk mendapatkan sebuah konsep sains. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
jelaskan langkah proses dalam hakikat ipa