Dalam proses penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Maka dari itu kami ingin menyampaikan sebuah firman allah SWT di dalam Q.S At-Tahrim Ayat 6 & Q.S Asy-Asyu'ara Ayat 214 mengenai konsep pendidikan dalam ruang lingkup keluarga
peringatan dalam surat Asy-Syu'ara': 214 di atas, sif atnya adalah pemberian peringatan secara k husus, dan ini merupakan bagian dari peringatan yang be rsifat umum, yang untuk itulah
Menurut Al-Maraghi, pemberian peringatan dalam surat Asy-Syu'ara': 214 di atas, sifatnya adalah pemberian peringatan secara khusus, dan ini merupakan bagian dari peringatan yang bersifat umum, yang untuk itulah Rasulullah s.a.w. diutus. Lalu dua ayat selanjutnya -ayat 215 dan 216- menerangkan tentang perintah agar rasulullah s.a.w
Kamu tak perlu khawatir lagi. Karena kini dengan adanya fitur Al Quran yang tersedia di Tokopedia Salam kamu bisa mengakses berbagai surah di dalam Al Quran lengkap dari berbagai juz. Termasuk surah Asy-Syu'ara' yang terdiri dari 227 ayat. Rasakan kemudahan meraih pahala membaca Al-Qur'an harian kamu dengan adanya Tokopedia Salam sekarang juga.
AllahSubhaanahu wa Ta'aala juga memerintahkan agar Beliau berendah diri kepada hamba-hamba Allah yang beriman, dan barang siapa yang mendurhakai Beliau siapa pun orangnya, maka hendaklah Beliau berlepas diri dari perbuatannya, dan dengan tetap menasehati mereka serta berusaha mengajak mereka kembali dan bertobat.
Surat Asy-Syu'ara' Ayat 215. وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah?
. وَأَنذِرۡ عَشِيرَتَكَ ٱلۡأَقۡرَبِينَ Wa anzir asheeratakal aqrabeen English Translation Here you can read various translations of verse 214 And warn, [O Muhammad], your closest kindred. Yusuf AliAnd admonish thy nearest kinsmen, Abul Ala Maududiand warn your nearest kinsmen; Muhsin KhanAnd warn your tribe O Muhammad SAW of near kindred. PickthallAnd warn thy tribe of near kindred, Dr. GhaliAnd warn your kinsmen, the nearest kin, Abdel HaleemWarn your nearest kinsfolk Muhammad Junagarhiاپنے قریبی رشتہ والوں کو ڈرا دے Quran 26 Verse 214 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Ash-Shu’ara ayat 214, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 26214 and warn your nearest kinsmen;[135] 135. This can have two meanings. 1 Treat those of your relatives with kindness, who have believed in you and followed your teachings practically; as for those who have not accepted your message, you may declare that you are not responsible for what they do. 2 You should treat with kindness every such person, who believes in and obeys you, and you should warn every unbeliever that you take no responsibility for his actions. This verse shows that at that time there were some people among the Quraish and the neighboring Arabs, who had believed in the truth of the Prophet’s peace be upon him message; but they had not as yet started obeying his teachings practically. They were still, as usual, living the same life of unbelief among their people as were the other unbelievers. Allah set apart such believers from those true believers who after belief had adopted total obedience of the Prophet peace be upon him. The Command to treat with kindness was meant only for the latter group. As for those who had turned away from his obedience, and who included both those who believed in the truth of his message and those who rejected it, the Prophet peace be upon him was instructed to disown them, and tell them plainly that they themselves were responsible for their deeds, and that after giving them the warning he was not at all responsible for what they did. Ibn-Kathir The tafsir of Surah Ash-Shura verse 214 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Shura ayat 213 which provides the complete commentary from verse 213 through 220. Quick navigation links
Sesuai judul di atas, berikut adalah tafsir dari Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat 214-216. Berikut tulisan arab dan terjemahnyaوَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙ"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu Muhammad yang terdekat." QS. Asy-Syu’ara 214وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ "Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu". QS. Asy-Syu’ara 215فَاِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ ۚ"Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan".QS. Asy-Syu’ara 216Kata عشيرة artinya anggota suku yang terdekat, kata tersebut berasal dari عاشر yang artinya bergaul. Kata جناح arti aslinya adalah sayap. Hal ini menggambarkan perilaku seseorang disamakan dengan burung yang merendahkan sayapnya apabila hendak mendekati lawan jenisnya atau melindungi اتبع artinya “mengikuti”, namun menurut mufasir Ibnu Asyur, beliau menerjemahkan dengan “beriman”.Dalam suatu hadis dari Abu Hurairah, dijelaskan, “Tatkala ayat ini turun, Rasulullah memanggil orang-orang Quraisy berkumpul di bukit Shafa. Di antara mereka ada yang datang secara langsung dan ada yang mengirimkan wakilnya. Setelah mereka berkumpul, kemudian Rasulullah berkhotbah, Wahai kaum Quraisy, selamatkan dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak bisa memberi madharat dan tidak pula memberi manfaat kepadamu. Hai Bani Qushai, selamatkan dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak bisa memberi madharat dan tidak pula memberi manfaat kepadamu. Ketahuilah bahwasanya aku hanya dapat menghubungi karibku di dunia ini saja.’”Dalam riwayat lain, oleh Imam Bukhari, Muslim dan Ibnu Abbas, dijelaskan bahwa setelah Rasulullah menyeru kepada kamu itu, lalu Abu Lahab, paman beliau berkata,“Celakalah engkau wahai Muhammad hari ini, apakah kamu engkau panggil hanya untuk ini?”Kemudian Allah menurunkan ayat, “Tabbat yadaa abii lahabin watab.” Surat Al-LahabSelain itu, ayat ini menegaskan bahwa mula-mula dakwah Nabi ditunjukkan kepada keluarga dan kerabat terdekatnya, kemudian secara berangsur-angsur menyeru ke masyarakat sekitar dan akhirnya kepada manusia dakwah secara sembunyi-sembunyi, kemudian setelah mengikutnya kuat, dilakukanlah secara terang-terangan. Inilah awal perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk memulai dakwah menyiarkan agama Allah agar manusia mentauhidkan kepada-Nya dan beramal global ijmai, ketiga ayat di atas menjelaskan kepada kita umat Islam bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw. agar menyampaikan dakwahnya kepada keluarga atau kerabat terdekat seperti istrinya, anak-anaknya dan perintah bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang kepada orang-orang yang mengikuti ajakannya dan memberi peringatan dan ancaman akan azab yang pedih kepada orang-orang yang mendurhakai dakwahnya. Isi dakwahnya adalah untuk meyakini dan mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah yang maha ayat 215 QS. Asy-Syu’ara, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar berlaku dan bersikap rendah hati, lemah lembut, memedulikan orang lain dan tidak sombong kepada orang-orang yang mengikuti seruannya, sehingga hati mereka lebih tertarik dan menyenangi agama yang baru dianut, dapat terjalin hubungan kasih sayang, mencintai dan menolong serta membela sesama ayat 216 QS. Asy-Syu’ara, Allah Swt. memberikan petunjuk kepada Nabi Muhammad dalam menjalankan dakwahnya, yaitu apabila kerabat karib, keluarga dekat tidak mengindahkan seruannya, maka katakanlah kepada mereka bahwa engkau tidak bertanggungjawab atas keingkaran dan kedurhakaan mereka, bahwa Allah mengancam dengan azab-Nya yang sangat keras sebagai belasan terhadap sikap dan perbuatan mereka, tak seorang pun mampu melepaskan diri dari azab itu. Hanya orang-orang yang beriman dan beramal saleh yang dapat terhindar dari azab Allah di akhirat tafsir dari QS. Asy-Syu’ara ayat 214-216. Semoga bermanfaat. Wallah A’lam
وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ Arab-Latin Wa anżir 'asyīratakal-aqrabīnArtinya Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, Asy-Syu'ara 213 ✵ Asy-Syu'ara 215 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Penting Berkaitan Surat Asy-Syu’ara Ayat 214 Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syu’ara Ayat 214 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasi pelbagai penafsiran dari banyak mufassirin berkaitan isi surat Asy-Syu’ara ayat 214, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan peringatlkanlah wahai rasul kerabatmu yang paling dekat dan kerabat dekatmu selanjutnya dari kaummu dari siksaan Kami yang akan menimpa mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram214. Dan berilah peringatan -wahai Rasul- kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat agar mereka tidak ditimpa azab Allah bila mereka tetap berpegang teguh dengan kesyirikan,📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah214. وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat Setelah ayat ini turun, Rasulullah menyeru Bani Quraisy, kemudian mereka berkumpul, lalu Rasulullah memperingatkan mereka secara umum dan secara dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah214. Berilah peringatan kepada kerabat-kerabat terdekatmu. Kerabat yang paling dekat, kemudian setelahnya, yaitu Bani Hasyim dan Mutallib. Khususkanlah untuk memberi peringatan terhadap mereka. Ayat ini turun ketika Nabi menyeru suku Quraisy, kemudian mereka berkumpul. Kemudian dimulai menyeru kepada kerabat terdekat terlebih dahulu kemudian umum, kemudian baru memberi peringatan kepada mereka. Dimulai dari keluarga, namun itu sulit bagi muslimin, sehingga Allah menurunkan ayat 215.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahPeringatkanlah keluargamu} kafilahmu {yang terdekat📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H214 setelah Allah memerintahnya berkenaan dengan perkara yang di dalamnya terkandung kesempurnaan dirinya, maka disini Allah memerintahnya untuk menyempurnakan orang lain, seraya berfirman,”dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,” yaitu manusia yang paling dekat kepadamu dan paling berhak untuk mendapatkan kebaikan agama dan dunia darimu. Perintah ini sama seklai tidak menafikan perintah untuk memberikan peringatan kepada seluruh manusia, sebagaimana halnya kalau seseorang diperintah untuk berbuat baik secara umum, lalu dikatakan kepadanya,”berbuat baiklah kepada kerabat dekatmu,” maka kekhususan ini menjadi petunjuk atas penekanan dan tambahan anjuran. Maka nabi pun mematuhi perintah ilahi ini, lalu beliau menyeru seluruh tokoh-tokoh utama qabalah quraisy. Maka beliaupun menjelaskan secara umum dan secara khusus, beliau memberikan pelajaran dan nasihat kepada mereka. Nabi tidak menyisakan sedikitpun drai nasihat dan bimbingan yang mampu beliau berikan melainkan pasti beliau melakukannya. Maka ada di antara mereka yang menerima hidayah dan ada pula yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Asy-Syu’ara ayat 214 Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Nabi-Nya mengerjakan sesuatu yang dapat menyempurnakan dirinya, maka Dia memerintahkan untuk menyempurnakan orang lain. Yaitu Bani Hasyim dan Bani Muththalib, di mana mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan Beliau dan paling berhak mendapatkan ihsan baik dari sisi agama maupun dunia. Hal ini tidaklah menafikan untuk memberikan peringatan kepada semua manusia, seperti halnya ketika seseorang diperintahkan untuk berbuat ihsan kepada semua manusia, lalu diperintahkan pula kepadanya untuk berbuat ihsan kepada kerabatnya, maka yang ini adalah lebih khusus yang menunjukkan penekanan dan memiliki hak lebih. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan perintah itu, Beliau berdakwah baik kepada masyarakat umum maupun kepada kerabat-kerabat-kerabat Beliau, mengingatkan dan menasehati mereka tanpa kenal lelah, dan bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selamat dari azab Allah kecuali dengan beriman kepada-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga memerintahkan agar Beliau berendah diri kepada hamba-hamba Allah yang beriman, dan barang siapa yang mendurhakai Beliau siapa pun orangnya, maka hendaklah Beliau berlepas diri dari perbuatannya, dan dengan tetap menasehati mereka serta berusaha mengajak mereka kembali dan bertobat. Sikap berlepas diri dari perbuatannya adalah untuk menolak anggapan bahwa perintah merendahkan diri kepada orang-orang mukmin, menghendaki seseorang untuk bersikap ridha terhadap segala yang muncul dari mereka selama mereka mukmin, bahkan tidak demikian. Hal itu, karena dalam masalah wala’ setia dan bara’ berlepas diri ada tiga golongan 1. Orang-orang yang diberikan wala’ murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih. Terdepannya adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian istri-istrinya ummahaatul mukminin, ahli baitnya yang baik dan para sahabatnya yang mulia. Kemudian dari kalangan para tabi’in dan orang-orang yang hidup pada abad-abad yang utama, generasi pertama ummat ini dan para imamnya seperti imam yang empat Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad. 2. Orang-orang yang diberi baraa’ murni tanpa ada rasa cinta. Mereka adalah kaum kafir baik dari kalangan, orang-orang musyrik, orang-orang munafik, orang-orang murtad dan orang-orang atheis dan lainnya dengan berbagai macamnya. 3. Orang-orang yang diberi wala' dari satu sisi dan diberi bara' dari sisi lain Yakni wala’ dan bara’ berkumpul padanya, mereka adalah kaum mukminin yang berbuat maksiat. Mencintai mereka, karena mereka masih memiliki iman, dan membenci mereka karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah kufur dan syirk. Membenci mukmin yang berbuat maksiat tidaklah sama dengan membenci orang kafir dan memusuhinya, dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Umar bin Al Khaththab أَنَّ رَجُلًا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ كَانَ اسْمُهُ عَبْدَاللَّهِ وَكَانَ يُلَقَّبُ حِمَارًا وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولَ اللَّهِ وَكَانَ النَّبِيُّ قَدْ جَلَدَهُ فِي الشَّرَابِ فَأُتِيَ بِهِ يَوْمًا فَأَمَرَ بِهِ فَجُلِدَ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ اللَّهُمَّ الْعَنْهُ مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ فَقَالَ النَّبِيُّ لَا تَلْعَنُوهُ فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ “Ada seseorang di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bernama Abdullah, ia digelari “keledai”, ia sering membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menderanya karena ia meminum khamr, suatu ketika ia dihadapkan lagi karena meminum khamr, lalu Beliau memerintahkan mendera lagi, lalu didera lagi. Kemudian salah seorang yang hadir ada yang mengatakan, “Ya Allah, laknatlah dia, banyak sekali ia melakukannya.” Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Janganlah melaknatnya, demi Allah, apa kamu tidak tahu bahwa ia cinta kepada Allah dan Rasul-Nya” Rasa cinta kepada mereka mengharuskan kita menasehati mereka dan mengingkari mereka. Oleh karena itu, tidak boleh diam terhadap maksiat mereka, bahkan tetap diingkari, dinasehati dan diaak bertobat, disuruhnya mengerjakan yang ma’ruf dan dicegahnya dari yang mungkar, ditegakkan hukuman sampai mereka mau berhenti dan bertobat dari maksiatnya. Akan tetapi, kita tidak membenci mereka dengan kebencian murni seperti halnya orang-orang khawaarij.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syu’ara Ayat 214214. Dan berilah peringatan, wahai rasul, kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, janganlah mereka menyekutukan Allah, dan ajaklah mereka ke jalan yang benar. Keluarga adalah lingkaran pertama yang harus menjadi prioritas dakwah. Mengandalkan unsur kekerabatan tidak bisa menolong dari siksa Allah jika mereka masih tetap berbuat syirik. 215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Jangan kamu bertindak kasar terhadap mereka, karena mereka akan lari darimu, padahal mereka adalah pembantumu yang utama dalam berdakwah. Perjalanan dakwah tidak selamanya mulus. Ada banyak rintangan, antara lain pembelotan dari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beragam penjelasan dari berbagai ulama tafsir terhadap kandungan dan arti surat Asy-Syu’ara ayat 214 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa manfaat bagi kita. Bantu dakwah kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Link Sering Dicari Tersedia berbagai topik yang sering dicari, seperti surat/ayat Al-Ahzab 21, Ali Imran 134, Al-Infithar, Al-Isra 1, Al-Baqarah 30, Ali Imran 133. Ada juga Al-Jumu’ah 9, Al-Baqarah 2, Ar-Ra’d, Al-Baqarah 186, Az-Zariyat 56, Al-Isra 23-24. Al-Ahzab 21Ali Imran 134Al-InfitharAl-Isra 1Al-Baqarah 30Ali Imran 133Al-Jumu’ah 9Al-Baqarah 2Ar-Ra’dAl-Baqarah 186Az-Zariyat 56Al-Isra 23-24 Pencarian ayat al baqarah 255, surat al waqiah indonesia, al imran 77, annisa surat ke, surat Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Surah Asy-Syu'ara'Tokopedia SalamQuranAsy-Syu'ara'SebelumnyaAsy-Syu'ara' 213SelanjutnyaAsy-Syu'ara' عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙTerjemahanDan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu Muhammad yang terdekat, Cek produk Tokopedia Salam lainnyaZakatLayanan bayar zakat untuk tunaikan SekarangDonasiLayanan donasi untuk bantu SekarangJadwal SholatJadwal sholat untuk wilayah Jakarta & Sekarang
Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat mereka adalah Bani Hasyim dan Bani Mutalib, lalu Nabi saw. memberikan peringatan kepada mereka secara terang-terangan; demikianlah menurut keterangan hadis yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Peringatkanlah keluarga dekatmu akan azab akibat kemusyrikan dan kemaksiatan. Kemudian peringatkanlah mereka yang hubungan keluarganya lebih jauh, dan begitu seterusnya. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021332 Link sumber Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Nabi-Nya mengerjakan sesuatu yang dapat menyempurnakan dirinya, maka Dia memerintahkan untuk menyempurnakan orang lain. Yaitu Bani Hasyim dan Bani Muththalib, di mana mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan Beliau dan paling berhak mendapatkan ihsan baik dari sisi agama maupun dunia. Hal ini tidaklah menafikan untuk memberikan peringatan kepada semua manusia, seperti halnya ketika seseorang diperintahkan untuk berbuat ihsan kepada semua manusia, lalu diperintahkan pula kepadanya untuk berbuat ihsan kepada kerabatnya, maka yang ini adalah lebih khusus yang menunjukkan penekanan dan memiliki hak lebih. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan perintah itu, Beliau berdakwah baik kepada masyarakat umum maupun kepada kerabat-kerabat-kerabat Beliau, mengingatkan dan menasehati mereka tanpa kenal lelah, dan bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selamat dari azab Allah kecuali dengan beriman kepada-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga memerintahkan agar Beliau berendah diri kepada hamba-hamba Allah yang beriman, dan barang siapa yang mendurhakai Beliau siapa pun orangnya, maka hendaklah Beliau berlepas diri dari perbuatannya, dan dengan tetap menasehati mereka serta berusaha mengajak mereka kembali dan bertobat. Sikap berlepas diri dari perbuatannya adalah untuk menolak anggapan bahwa perintah merendahkan diri kepada orang-orang mukmin, menghendaki seseorang untuk bersikap ridha terhadap segala yang muncul dari mereka selama mereka mukmin, bahkan tidak demikian. Hal itu, karena dalam masalah walaâ setia dan baraâ berlepas diri ada tiga golongan
surah asy syu ara ayat 214 216 dan artinya